![]() |
| Gambar: Tumpeng Sumber: https://goo.gl/8NKb3t |
Dalam
kehidupan bermasyarakat, ada beberapa kebiasaan atau adat-istiadat yang khas
yang terus dilakukan, dikerjakan, dan dipelihara secara turun-temurun pada
setiap generasi. Pada beberpa kegiatan budaya, terdapat bebrapa kegiatan khas
yang dilakukan. Salah satu kegiatan yang dilakukan adalah berbagi makanan. makanan
yang dibagikan dalam kegiatan ini jenisnya beragam, salah satunya adalah
tumpeng. Tumpeng adalah makanan khas masyarakat jawa yang berupa nasi dan
lauk-pauk yang ditata atau dibentuk kerucut seperti gunung. Biasanya tumpeng
disajikan pada acara syukuran dan acara kebudayaan lainnya.
Tumpeng
mempunyai peran dalam kegiatan kebudayaan di kehidupan masyarakat, terutama di
pulau Jawa. Bagi orang jawa membuat tumpeng adalah kebiasaan atau tindakan
berdasarkan tradisi. Namun, dalam kegiatan budaya masing-masing tujuan orang
membuat nasi tumpeng berbeda-beda sesuai dengan situasi dan kondisi. Ada macam-macam
tujuan dalam pembuatan tumpeng seperti, sajen (sesaji), sadaqh (sedekah) dan
punjung (bulubekti). Sajen (sesaji) merupakan pemberian manusia kepada Yang
Maha Kuasa. Sadaqah (sedekah) merupakan pemberian dari orang yang kaya kepada
orang miskin, atau dari atasan ke bawahan. Pemberian tersebut dapat diartikan
sebagai tanda kasih saying. Punjung (bulubekti) merupakan pemberian orang dari
strata rendah ke strata yang lebih tinggi sebagai tanda kesetiaan dan
pengabdian.
Dalam
penyajiannya, tumpeng mempunyai makna pada setiap tatanannya. Tumpeng yang
berbentuk kerucut menyimbolkan hubungan manusia dengan sang pencipta, dan
berbagai lauk pauk yang beragam menyimbolkan tentang lika-liku kehidupan
manusia yang bermacam-macam. Tumpeng yang berbentuk kerucut mempunyai makna
hubungan dengan manusia dan sang pencipta, yang bentuknya semakin keatas
semakin runcing. Begitulah tahap-tahap kehidupan manusia berawal dari bawah
dengan berbagai macam lika-liku kehidupan. Hingga yang paling atas merupakan
tingkatan suci yang tidak lagi memikirkan masalah duniawi.
Pada
proses pembuatan tumpeng terdapat aturan-aturan dalam pemilihan lauk-pauk. Lauk
yang dipilih harus memiliki unsur dalam tanah (contohnya: umbi-umbian), atas
tanah (contohnya: sayuran, buah), hewan (contohnya: ayam), dan laut (contohnya:
ikan, udang). Unsur tanah melambangkan bahwa tindakan manusia harus
direncanakan, dan dilakukan sesuai rencana serta hasilnya dievaluasi. Unsur atas
tanah umumnya yang digunakan adalah sayur bayam artinya tentram, tauge artinya
tumbuh, kacang panjang berarti berpikir kedepan, dan kangkung artinya
melindungi. Unsur hewan yang biasanya digunakan adalah ayam yang dimasak
ingkung. Hal tersebut mempunyai arti menyembah tuhan dengan khusuk dan hati
yang tenang. Sementara unsur laut memiliki arti hidup seperti air yang
mengalir.
Referensi:
Pramudita, 2014. [Online]
Available at: http://digilib.uinsby.ac.id/768/5/Bab%204.pdf
[Accessed 18 11 2016].
Available at: http://digilib.uinsby.ac.id/768/5/Bab%204.pdf
[Accessed 18 11 2016].
Rondhi, M.,
n.d. Tumpeng: Sebuah Kajian Dalam Perspektif Psikologi Antropologi, Semarang:
FBS UNNES.

0 komentar:
Posting Komentar