Jumat, 11 November 2016

Apem: Simbol Permohonan Maaf

0

Kue Apem
Sumber: https://goo.gl/VCouEb
          Kue Apem adalah kue tradisional yang terbuat dari tepung beras dan santan yang biasanya berbentuk menyerupai mangkuk kecil atau lempengan piring kecil yang tipis dan sangat populer. Apem merupakan makanan yang lekat dengan sejarah dan kebudayaan yang ada di pulau Jawa. Pada beberpa tradisi apem menjadi makanan yang lekat dengan simbol dan mempunyai arti tertentu. Salah satu contoh tradisi yang menggunakan apem sebagai makanan simbolik dalam perayaannya adalah tradisi Yaa Qowiyyu di daerah klaten.

           Makna dari nama apem merupakan adopsi dari Bahasa arab afwan yang artinya maaf. Apem dismbolkan sebagai bentuk kata maaf yang diungkapkan dengan cara membagikannya ke warga yang lain (Paramudita, 2014). Sama seperti tumpeng yang merupakan bentuk peleburan budaya hindu - jawa, apem juga merupakan bentuk peleburan dari budaya arab jawa. Apem juga mempunyai simbol kesederhanaan yang terlihat dari bahan-bahan yang digunakan seperti tepung terigu, tape, gula, dan garam serta dari cara membuatnya yang tidak membutuhkan waktu yang lama pada pembuatanya namun tetap enak untuk di nikmati.
Tradisi Yaa Qowiyuu
Sumber: https://goo.gl/JbCA3z
         Apem menjadi bentuk komunikasi secara non-verbal pada kegiatan perayaan budaya. Contohnya pada perayaan Yaa Qowiyyu. Yaa Qowiyyu adalah upacara yang dilakukan oleh Kyai Ageng Gribig dalam menyebarkan agama islam di daerah Jatianom, klaten. Awal mula dari tradisi Yaa Qowiyyu adalah ketika Kyai Ageng Gribig pulang dari tanah suci dan membawa bebrapa oleh-oleh. Sepulang dari tanah suci ada tiga hal yang dibawa oleh Kyai Ageng Gribig, yaitu air, tanah atau air, dan kue untuk diberikan kepada para sahabat dan masyarakat. Ketiga hal tersebut digunakan oleh Kyai Ageng Gribig dalam berdakwah. Ketika Kyahi Ageng Gribig pulang dari Tanah Suci para santrinya memohon keberkahan Allah lewat  Kyahi  Ageng  Gribig  dengan  doa, yang  kemudian  doa  tersebut  disampaikan  secara  menyeluruh.  Ketika para santri Kyahi Ageng Gribig berkumpul di pesantren, mereka disuguhi kue oleh oleh dari Tanah Suci. Kue yang dibagikan kepada para santri juga masyarakat kemudian diberi nama “Apem” yang berasal dari kata “Affun” yang berarti ampunan. Diharapkan semua orang mendapat ampunan dari Allah SWT, juga mendapat ampunan antar sesama umat manusia (Handayani, 2015).


Referensi:
Handayani, N. M., 2015. Sebar Apem "Yaa Qowiyyu", Surakarta: Fakultas Seni Rupa dan Desain.

Paramudita, 2014. [Online] Available at: digilib.uinsby.ac.id/768/5/Bab%204.pdf [Accessed 31 Oktober 2016].

Related Posts:

  • Kue Bulan Kue BulanSumber: https://goo.gl/klKT0j Kue bulan adalah makanan tradisional masyarakat Tionghoa yang biasa disajikan pada perayaan festival… Read More
  • Gudeg Makanan Khas Jogjakarta Gambar: GudegSumber: https://goo.gl/LRVhpp           Ketika kita mengunjungi Jogjakarta tidak lengkap rasanya bila belu… Read More
  • BUDAYA DAN MAKANAN Gambar Tumpeng sumber: https://goo.gl/TTgBQ0 Seperti yang kita tahu, dalam kehidupan sehari-hari kita membutuhkan makanan sebagai sumber ene… Read More
  • Onde Merah Putih Gambar: Onde Merah Putih Sumber: https://goo.gl/ZvYKlc           Ada banyak makanan di sekitar kita yang sebenarnya merup… Read More
  • Tumpeng Gambar: Tumpeng Sumber: https://goo.gl/8NKb3t           Dalam kehidupan bermasyarakat, ada beberapa kebiasaan atau adat-i… Read More

0 komentar:

Posting Komentar

www.ayeey.com www.resepkuekeringku.com www.desainrumahnya.com www.yayasanbabysitterku.com www.luvne.com www.cicicookies.com www.tipscantiknya.com www.mbepp.com www.kumpulanrumusnya.com www.trikcantik.net